Apa yang Membuat Jokes Bagus? Begini Kata Para Pakar

Apa yang Membuat Jokes Bagus? Begini Kata Para Pakar

Smallest Font
Largest Font

Empatmata.com -- Apa yang membuat lelucon atau jokes jadi lucu? Kita temukan jawabannya di artikel ini. Simak baik-baik.

Terkadang, membedah humor atau lelucon atau jokes seperti membedah katak, kata ahli saraf kognitif Scott Weems, mengutip penulis Amerika E. B. White. 

Namun demikian, Weems, yang menulis buku berjudul “Ha! The Science of When We Laugh and Why”, percaya bahwa memahami bagaimana lelucon bekerja dapat membantu mereka yang menceritakannya.

Meskipun semua lelucon adalah bentuk humor, tidak semua humor adalah lelucon: lelucon dan komedi slapstick, misalnya, dapat menimbulkan tawa, tetapi tidak juga lelucon dalam arti yang sebenarnya.

Supaya lebih jelas apa maksudnya, berikut dijelaskan bagaimana membuat jokes atau lelucon yang baik. Seperti dijelaskan oleh pakar humor dunia, dilansir laman smh.com. 

Apa yang Membuat Lelucon Jadi Bagus?

“Lelucon yang sukses adalah lelucon yang memberikan kejutan bagi pendengarnya,” kata komedian Inggris, Mark Watson.

“Anda mulai dengan menyarankan satu skenario dan kemudian entah bagaimana, Anda merusaknya. Orang-orang yang brilian dalam menyampaikan satu kalimat memiliki bakat untuk membawa Anda ke tempat yang terasa akrab dan kemudian memutarbalikkannya dengan cara yang tidak Anda duga. Itulah mengapa orang mengerang pada lelucon yang memiliki punchline yang jelas,” katanya lagi. 

Meskipun sebagian besar orang tidak terlalu memikirkan konstruksi lelucon, namun anak-anak kecil pun menunjukkan pemahaman naluriah mengenai struktur “punchline mengikuti set-up”.

Pada tingkat neurologis, menurut Weems, lelucon yang berhasil memicu efek yang dapat diamati di otak. 

“Ada bagian dari otak kita, yang disebut cingulate anterior, yang dikhususkan untuk menangani kejutan - dan kemudian melakukan reorientasi setelah kejadian yang mengejutkan,” katanya. 

“Ketika Anda mendengar lelucon, Anda akan mendapatkan pelepasan zat kimia saraf seperti dopamin, yang menciptakan rasa senang dan memotivasi Anda untuk mencari pengalaman serupa di masa depan,” lanjutnya. 

Mengapa Kita Suka Komedian yang Lucu? 

“Itu adalah tanda ketangkasan mental (comedian yang lucu). Jika Anda cepat melontarkan lelucon, Anda umumnya adalah seorang pemikir yang cepat. Dari sudut pandang lain, ada baiknya memiliki pasangan yang selalu siap sedia,” kata Weems.

Penampil asal Melbourne, Rachel Berger, yang menyelenggarakan lokakarya untuk para pelawak pemula, percaya bahwa humor membantu para penonton untuk menurunkan kewaspadaan mereka, dan menciptakan ikatan dengan para komedian.

“Komedian yang baik adalah seseorang yang cukup rentan untuk mengatakan kebenaran, itulah sebabnya hubungan antara penonton dan komedian adalah hubungan yang penuh dengan kepercayaan,” katanya.

“Ketika Anda berada di atas panggung, Anda sangat terbuka. Anda tidak memiliki alat musik dan alat peraga. Hanya ada Anda dan kata-kata Anda.”

Tertawa, Berger menjelaskan, adalah reaksi yang tidak disengaja yang mendahului pikiran sadar.

“Pada saat seseorang tertawa dan kemudian memikirkan apa yang membuat mereka tertawa, Anda dapat menciptakan perubahan besar karena bahan kimia dalam otak seseorang bekerja secara berbeda,” katanya.

Seberapa Penting Timing Melontarkan Jokes?

Jeda antara set-up dan punchline, kecepatan komedian berbicara, penggunaan keheningan untuk menggarisbawahi poin yang baru saja mereka sampaikan - semuanya sangat penting dalam menentukan apakah lelucon tersebut berhasil atau tidak. 

Namun aturan konkret tentang pengaturan waktu nyaris tidak mungkin ditentukan.

Saat meneliti bukunya tentang humor, Weems bertemu dengan karya Salvatore Attardo, seorang profesor linguistik Belgia yang bekerja di Texas yang dengan susah payah menganalisis rutinitas berbagai pemain stand-up.

“Dia mengukur waktu komedi dengan segala cara yang memungkinkan. Namun, bagaimanapun cara dia mengukurnya, dia tidak menemukan perbedaan yang signifikan (dalam hal waktu) antara lelucon yang berhasil dan yang tidak,” kata Weems.

Kesimpulan

Kesimpulannya, jokes atau lelucon yang bagus berawal dari penyusunan jokes itu sendiri. Selain itu, kita juga harus sering berlatih untuk menemukan timing yang tepat melemparkan jokes.

Timing tersebut sangat berhubungan dengan lokasi tempat kita membuat jokes, siapa pendengarnya, dan sebagainya. Karena itu, harus banyak tampil di panggung untuk menciptakan jokes atau lelucon yang bagus.

Editors Team

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow