Dampak Negatif Melakukan Pekerjaan yang Disukai

Dampak Negatif Melakukan Pekerjaan yang Disukai

Smallest Font
Largest Font

Empatmata.com -- Melakukan pekerjaan yang disukai adalah hal yang luar biasa. Pekerjaan tersebut menurut anda mungkin penting dan bernilai positif, dan menjadi salah satu tujuan karir.

Namun, ada sisi negatif dari melakukan pekerjaan yang anda suka. Hal ini dapat menyebabkan anda menempatkan terlalu banyak rasa dalam pekerjaan, bahkan membebani kesehatan mental dan hubungan.

Di sini kita akan membahas beberapa hal negative dari melakukan pekerjaan yang disukai. Artikel ini berdasarkan kerjasama antara The Conversation dengan HowTheLightGetsIn, festival ide dan musik terbesar di dunia.

Lupa Self Love

Orang yang mendapatkan rasa kebermaknaan yang kuat dari pekerjaannya mungkin akan mengidentifikasikan diri secara berlebihan dengan peran profesionalnya.

 Ini berarti bahwa pekerjaan mereka menjadi sumber utama, dan terkadang satu-satunya, sumber definisi diri dan harga diri mereka.

Mereka melihat identitas mereka hanya sebagai seseorang yang melakukan pekerjaan tersebut. Selain itu, juga menilai mereka hanya berasal dari pekerjaan.

Hal ini dapat menghasilkan komitmen dan dedikasi kerja yang tinggi dengan batas-batas yang tidak jelas antara domain pribadi dan pekerjaan.

Jika ini yang terjadi pada anda, pasti akan merasa bahwa pekerjaan menghabiskan sebagian besar waktu, perhatian, dan energi.

Anda mungkin mendapati diri bekerja dalam waktu yang lama atau tidak menentu. Selain itu, juga berjuang untuk melepaskan diri secara mental dari pekerjaan bahkan ketika tidak bekerja.

Tak hanya itu, memprioritaskan pekerjaan di atas diri sendiri dan tidak memiliki waktu untuk pemulihan dapat menyebabkan kelelahan, stres kronis, dan kelelahan.

Lupa Jati Diri

Melakukan pekerjaan yang disukai adalah kesempatan untuk menjadi otentik terhadap nilai-nilai dan keyakinan pribadi. Namun, seiring berjalannya waktu, hal ini dapat menyebabkan terkikisnya rasa jati diri Anda.

Misalnya, mengejar pekerjaan yang disukai bisa menimbulkan dilema moral ketika ekspektasi atau praktik di tempat kerja bertentangan dengan prinsip-prinsip etika.

Sebagai contoh, seorang konsultan mungkin mendapati bahwa satu-satunya tindakan yang bersedia dilakukan oleh klien adalah kampanye greenwashing agar perusahaan terlihat lebih baik.

Menerima kontrak ini berarti mengadu dedikasi konsultan terhadap keberlanjutan dengan realitas lingkungan pekerjaan.

Dalam situasi seperti ini, orang mungkin merasa terbelah antara dedikasi dan kondisi kerja. Kondisi ini juga bisa menekan perasaan bersalah, malu, dan kecewa, sehingga mengikis makna dan keaslian dari pekerjaan anda.

Pekerjaan yang disukai bisa jadi pedang bermata dua. Hal ini membutuhkan pengelolaan yang cermat terhadap sifatnya yang menguras tenaga.

Mengabaikan Hubungan dengan Keluarga dan Pasangan

Pekerjaan yang anda suka juga dapat membuat orang mengabaikan hubungan mereka.

Melakukan pekerjaan yang anda anggap bermakna dan menjadi prioritas utama dapat menyisakan sedikit ruang untuk membina hubungan dengan keluarga, teman, dan komunitas di luar pekerjaan.

Hal ini dapat menyebabkan terlewatnya pertemuan sosial dan terlupakannya tonggak-tonggak hubungan.

Hal ini juga dapat berarti memberikan prioritas yang lebih rendah pada interaksi sehari-hari dengan orang-orang terkasih. Padahal, mereka adalah inti hubungan dalam hidup.

Merusak Kepercayaan

Memprioritaskan pekerjaan di atas orang lain juga dapat merusak kepercayaan . Kepercayaan sendiri penting untuk hubungan sesama.

Orang yang dicintai oleh orang-orang yang memberikan nilai tinggi pada pekerjaan mereka bisa merasa bahwa mereka tidak dapat mengandalkan kehadiran atau ketersediaan emosional diri.

Dieksploitasi Tempat Kerja

Organisasi mungkin secara sadar atau tidak sadar mengeksploitasi dedikasi orang-orang yang merasakan pekerjaan mereka sebagai sesuatu yang berarti.

Atasan anda mungkin mengambil keuntungan dari komitmen yang nada buat. Selain itu, juga mengharapkan anda untuk memikul tanggung jawab tambahan. Di sisi lain menerima gaji yang lebih rendah dibandingkan dengan standar.

Pekerjaan yang bermakna dapat digunakan sebagai alasan bagi keputusan strategis perusahaan untuk berinvestasi secara tidak memadai dalam hal sumber daya manusia dan kondisi kerja.

Karyawan sendiri mungkin bersedia berkorban. Jika anda bekerja dalam pekerjaan yang anda sukai dan tau celah jenjang karirnya, anda mungkin akan menoleransi kondisi kerja yang buruk atau tuntutan yang tidak masuk akal.

Sebagai contoh, seorang guru yang bersemangat mungkin secara sukarela melakukan tugas tambahan yang tidak dibayar, seperti mengatur program setelah jam sekolah atau membimbing siswa yang bermasalah.

Meskipun pengorbanan ini pada awalnya terlihat bermanfaat, namun hal ini dapat menyebabkan kelelahan, kebencian, dan perasaan dianggap remeh.

Editors Team

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow