Produser Avatar dan Titanic, Jon Landau, Meninggal Dunia di Usia 63 Tahun

Produser Avatar dan Titanic, Jon Landau, Meninggal Dunia di Usia 63 Tahun

Smallest Font
Largest Font

Empatmata.com -- Jon Landau, produser peraih Oscar di balik film-film seperti Avatar, Titanic, dan Alita: Battle Angel, dikabarkan meninggal dunia.

Dilansir Empire Online, Jon Landau meninggal dunia pada hari Jumat di Los Angeles setelah berjuang melawan kanker selama 16 bulan.

Dalam sebuah pernyataan yang diposting di X (sebelumnya Twitter) saudara perempuan Jon Landau, Tina, mengonfirmasi meninggalnya kakaknya.

"Kakak terbaik yang bisa diimpikan oleh seorang gadis, saudara laki-laki saya, Jon (Landau), telah meninggal dunia. Hati saya hancur, tetapi juga penuh dengan kebanggaan dan rasa syukur atas kehidupannya yang luar biasa, dan cinta serta hadiah yang dia berikan kepada saya - dan semua orang yang mengenalnya atau film-filmnya,” tulis Tina.

Jon Landau meninggalkan istrinya, Julie, putra-putranya, Jamie dan Jodie, serta dua saudara perempuan (ina) dan saudara laki-lakinya.

Jon Landau lahir di New York pada tanggal 23 Juli 1960 dari orang tua produser film dan TV, Edythe dan Ely Landau, yang memiliki banyak karya termasuk Long Day's Journey Into Night dari Sidney Lumet dan The Iceman Cometh dari John Frankenheimer.

Kecintaan Landau pada sinema membawanya untuk mempelajari media ini di USC School Of Cinematic Arts, di mana ia lulus pada tahun 1983.

Setelah bekerja serabutan sebagai asisten produksi dan melakukan beberapa pekerjaan pengarsipan sekembalinya ke New York, tidak butuh waktu lama bagi Landau untuk mulai menancapkan kiprahnya di industri ini.

Dalam beberapa tahun setelah lulus, dia sudah mendapatkan pekerjaan sebagai supervisor produksi di drama break dance Beat Street dan rom-com Key Exchange.

Dalam dua tahun berikutnya, dia kemudian menjabat sebagai manajer produksi di film cult classic F/X tahun 1986, Manhunter karya Michael Mann, dan film fiksi ilmiah John Malkovich, Making Mr.

Pada tahun 80-an, Landau telah memproduksi film pertamanya, film komedi Campus Man pada tahun 1987, dan mendapatkan penghargaan sebagai co-produser untuk film Disney, Honey, I Shrunk The Kids, dan Dick Tracy.

Pada tahun 1989, di usianya yang belum genap 30 tahun, Landau dipekerjakan sebagai wakil presiden eksekutif produksi film layar lebar di Twentieth Century Fox.

Di perusahaan tersebut, ia berperan dalam mengarahkan film-film seperti Home Alone, Die Hard 2, Mrs. Doubtfire, Speed, dan Last Of The Mohicans.

Di Fox, pada tahun 1993, Landau pertama kali bertemu dengan James Cameron. Selama produksi film aksi Cameron, True Lies, pada tahun 1994, keduanya menjalin ikatan yang begitu kuat.

Landau akhirnya pindah dari Fox ke Lightstorm Entertainment milik Cameron untuk bergabung dengan sineas maestro ini saat ia mulai membuat film Titanic. T

erlepas dari produksi yang penuh gejolak, di bawah arahan Cameron dan pengawasan Landau, Titanic kemudian menjadi fenomena global.

Film ini sukses mengantongi 11 piala Oscar yang mencengangkan dan membuat sejarah sebagai film pertama yang pernah melewati ambang batas box office miliaran dolar.

Pada saat perilisannya, Titanic merupakan film terlaris yang pernah dibuat. Film yang pada akhirnya akan menggulingkan rekor tersebut adalah film lanjutan Cameron dan Landau sendiri, film laris 3D terobosan tahun 2009, Avatar.

Sekuel Avatar meraup keuntungan $ 2,3 miliar, yakni Avatar: The Way Of Water, dan film yang ditulis oleh Robert Rodriguez, Alita: Battle Angel juga memperoleh sukses yang sama.

Lebih jauh lagi, sebagai COO Lightstorm Entertainment, Landau  mencurahkan antusiasme, wawasan, dan energinya untuk membantu menciptakan Pandora - The World Of Avatar di Walt Disney World bersama dengan berbagai buku, komik, dan game yang dibuat di alam semesta Avatar.

Sebelum meninggal, Landau sempat berkomitmen untuk mewujudkan mimpi-mimpi ambisius rekan seperjuangannya, dan ikut serta dalam pembuatan Avatar 3, 4, dan 5.

Dalam sebuah penghormatan yang tulus yang diposting di Instagram resmi Avatar, James Cameron memuji seorang pria yang "gigih, peduli, inklusif, tidak kenal lelah, berwawasan luas dan benar-benar unik".

"Sebagian dari diri saya telah terenggut," tulis Cameron tentang kehilangan "teman baik" dan "kolaborator terdekatnya" tersebut.

Editors Team

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow