5 Negara dengan Tingkat Perceraian Tertinggi di Dunia

5 Negara dengan Tingkat Perceraian Tertinggi di Dunia

Smallest Font
Largest Font

Empatmata.com - Karena perceraian menjadi lebih diterima secara luas di banyak wilayah di dunia, negara-negara dengan tingkat perceraian tertinggi juga berubah.

Berikut daftar 5 negara dengan tingkat perceraian tertinggi di dunia, seperti dilasnir dari laman unifiedlawyers.com.au.

Angka perceraian ini mengacu pada jumlah pernikahan atau ikatan pernikahan yang dibubarkan setiap tahun per 1000 orang dewasa.

Jumlah ini tidak memperhitungkan berbagai faktor penyebab perceraian, melainkan hanya mengukur jumlah perceraian.

Statistik perceraian ini juga tidak memperhitungkan pasangan yang telah berpisah tetapi belum bercerai secara hukum.

Rusia: 4,7 Perceraian per 1.000 Orang

Rusia terdiri dari 145.912.025 orang dengan tingkat perceraian kasar 4,7, menjadikannya negara besar dengan populasi yang berkembang pesat.

Meskipun Rusia terlihat sebagai negara yang berkembang pesat, tingkat kemiskinan di negara ini tergolong tinggi.

Menurut Statista, sepertiga orang Rusia bercerai karena tidak memiliki atau tidak memiliki cukup uang. Alasan populer kedua adalah kurangnya saling pengertian di antara pasangan.

Ada dua jenis perceraian di Rusia: perceraian yudisial dan administratif. Menurut hukum, Anda tidak perlu berpisah secara hukum untuk mengajukan perceraian.

Tak seperti kebanyakan negara, proses perceraian di Rusia lebih murah, dan pasangan yang bercerai diizinkan untuk menangani masalah-masalah khusus seperti pembagian harta gono-gini, keuangan, dan pengaturan hak asuh anak secara terpisah dari proses perceraian.

Guam: 4,2 Perceraian per 1.000 Orang

Secara mengejutkan, Guam juga merupakan salah satu negara dengan perceraian terbanyak. Karena tingkat perceraiannya yang mengkhawatirkan, gereja-gereja Katolik telah memutuskan untuk meningkatkan upaya mereka untuk membantu menjaga pernikahan tetap utuh.

Di Guam, Anda dapat mengajukan perceraian tanpa kesalahan atau perceraian berdasarkan kesalahan. Perceraian tanpa kesalahan biasanya disebabkan oleh perbedaan yang tidak dapat didamaikan dan tidak menyebutkan bahwa pasangan Anda bertanggung jawab atas pembubaran pernikahan.

Perceraian karena kesalahan adalah ketika pasangan Anda bertanggung jawab atas berakhirnya pernikahan.

Hal ini biasanya disebabkan oleh berbagai faktor seperti perzinahan, kekejaman yang ekstrem, dan ketidakmampuan untuk menafkahi rumah tangga.

Moldova: 3,7 Perceraian per 1.000 Orang

Selama bertahun-tahun, tingkat perceraian di Moldova telah meningkat secara signifikan. Meskipun sempat menurun pada 1999-2018, angka ini mulai meningkat lagi pada 2019 dan setelahnya.

Menurut statistik, jumlah anak yang lahir telah berkurang, dan pasangan yang membentuk keluarga menurun. Tingkat perceraian di negara ini juga mencapai 50% dari semua pernikahan.

Data juga menunjukkan bahwa lebih sedikit pasangan yang memilih untuk menikah, dan lebih banyak yang memilih untuk bercerai.

Data Kantor Catatan Sipil menunjukkan bahwa lebih dari 10.000 pasangan bercerai dan 22.000 pasangan menikah pada tahun 2016, dengan pernikahan terpendek hanya berlangsung selama satu hari.

Belarus: 3,4 Perceraian per 1.000 Orang

Belarus dijuluki sebagai negara dengan pernikahan yang hancur karena tingkat perceraian yang tinggi, dengan masalah uang sebagai salah satu penyebab utamanya. Perekonomian yang tidak stabil telah memengaruhi pilihan pernikahan warga Belarusia.

Namun, kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya pada masalah uang. Banyak orang Belarusia, terutama wanita, memilih untuk menikah dengan orang asing di luar negeri, yang menjelaskan mengapa pernikahan di Belarusia menurun drastis.

Latvia: 3,1 Perceraian per 1.000 Orang

Menurut statistik, jumlah perceraian relatif tinggi di Latvia, dengan lebih banyak pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak, dan jumlah keluarga dengan orang tua tunggal meningkat.

Alasan tingginya angka perceraian di negara ini tidak dapat dijelaskan. Namun, hal ini mungkin disebabkan oleh ketidakstabilan dalam pernikahan dan orang Latvia memilih untuk menikah pada usia yang lebih tua.

Menikah di usia 18 tahun dulunya adalah hal yang biasa, tapi saat ini, orang Latvia lebih memilih untuk menikah di usia mendekati 30 tahun.

Bagaimana dengan Indonesia?

Untungnya, tingkat perceraian di Indonesia termasuk jumlah yang terendah di dunia. Menurut PusAT Dtaa Statistik, Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2023 sebanyak 278 juta, sementara total perceraian sebanyak 460 ribu kasus.

Jika dikonversikan, ada sekitar 0,6 perceraian dalam setiap 1000 orang populasi di Indonesia.

Wilayah dengan jumlah kasus perceraian tertinggi di tanah air ada di Jawa Barat. Provinsi dengan ibu kota Bandung ini mencatatkan 102,2 ribu kasus perceraian sepanjang 2023. Pada posisi kedua, terdapat Jawa Timur dengan jumlah perceraian mencapai 88,2 kasus.

Pada urutan nomor tiga, Jawa Tengah menduduki dengan jumlah 76,3 ribu kasus perceraian, disusul Sumatera Utara dengan 18,2 ribu kasus perceraian pada tahun tersebut. DKI Jakarta menduduki peringkat kelima, karena memiliki 17,2 ribu kasus perceraian.

Editors Team

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow