Mengenal Ciri Bau Badan: Jangan Lupa Gunakan Deodoran!
Empatmata.com - Bau badan setiap orang berbeda-beda. Ada yang berbau busuk, bau obat, bau urin, bahkan berbau tinja.
Perbedaan ini bisa menjadi indikasi kesehatan tertentu. Bagaimana cara mengenali ciri-ciri bau badan ini?
Sayangnya, terkadang, cukup sulit dideteksi sendiri karena reseptor hidung mati untuk sementara waktu jika sudah mencium aroma yang sama selama beberapa waktu.
Nah, di bawah ini ada ciri bau badan dan cara mengatasinya.
Mengenali ciri bau badan
Akan bagus jika bisa mencium diri sendiri dan segera menangkap bau yang keluar, tetapi sayangnya, hidup tidak sesederhana itu.
Cukup sulit untuk mendeteksi bau badan sendiri karena reseptor di hidung akan mati setelah mencium aroma yang sama terlalu lama.
Namun, ciri-ciri bau badan pada umumnya yaitu banyak berkeringat.
Sebenarnya berkeringat adalah proses alami tubuh, tetapi karena makanan tertentu yang dimakan, kurangnya kebersihan diri, keringat dapat berbau tidak sedap begitu bersentuhan dengan kulit.
Perubahan jumlah keringat atau bau badan bisa mengindikasikan kondisi medis tertentu.
Selain itu, orang-orang yang memiliki lebih banyak bulu atau rambut cenderung lebih sering mengalami masalah bau badan.
Kelenjar apokrin menjadi aktif begitu seseorang mencapai pubertas, jadi bau badan tidak muncul sampai remaja.
Faktor Penyebab Bau Badan
Bau badan terjadi ketika bakteri di kulit bersentuhan dengan keringat. Kulit secara alami tertutupi dengan bakteri.
Saat berkeringat, air, garam, dan lemak bercampur dengan bakteri ini dan bisa menimbulkan bau. Baunya bisa tidak enak, enak atau tidak berbau sama sekali.
Faktor-faktor seperti makanan yang dimakan, hormon, atau obat-obatan dapat memengaruhi bau badan.
Sementara itu, faktor lain yang dapat mempengaruhi bau badan, yaitu olahraga, stres atau kecemasan, cuaca panas, kelebihan berat badan, genetik, hinga konsumsi obat-obatan tertentu.
Beberapa kondisi medis dan penyakit berhubungan dengan perubahan aroma tubuh seseorang di antaranya diabetes, menopouse, tiroid yang terlalu aktif, penyakit hati, hingga ginjal.
Jika menderita diabetes, perubahan bau badan bisa menjadi tanda ketoasidosis terkait diabetes.
Kadar keton yang tinggi menyebabkan darah menjadi asam dan bau badan menjadi seperti beraroma buah.
Dalam kasus penyakit hati atau ginjal, bau badan mungkin mengeluarkan aroma seperti pemutih karena penumpukan racun dalam tubuh.
Cara Kerja dan Fungsi Deodoran dan Antiperspirant
Dilansir laman Healthline, biasanya bahan aktif dalam antiperspiran mengandung senyawa berbasis aluminium yang menyumbat pori-pori keringat secara sementara. Antiperspirant bekerja dalam memblokir pori-pori keringat untuk mengurangi jumlah keringat yang mencapai kulit.
Saat ini, sudah banyak merk deodoran yang menawarkan manfaat mengatasi bau badan dan keringat berlebih. Sayangnya, nggak semua merk deodoran tersebut benar-benar ampuh mengatasi masalah bau badan. Ada deodoran yang hanya memberikan keharuman selama beberapa jam saja. Setelah keharumannya hilang, bau badan tak sedap kembali menyeruak.
Jenis deodoran terbaik untuk mengatasi bau badan adalah yang mengandung zat antibakteri seperti antiperspirant. Zat antiperspirant bekerja dengan cara mengurangi keringat berlebih dengan cara menciptakan sumbatan seperti gel pada bagian pori-pori yang biasa mengeluarkan keringat.
Setelah memakai deodoran yang mengandung antiperspirant, keringat yang diproduksi tubuh akan berkurang dibanding sebelum kamu memakai deodoran tersebut.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow