Jangan Lupa Mengunjungi Singkawang: Kota Ribuan Kelenteng
Empatmata.com - Singkawang adalah ibu kota Kalimantan Barat dan kota terbesar kedua di provinsi yang berbatasan dengan negara bagian Sarawak, Malaysia.
Tidak seperti kota-kota lain di Indonesia, ketika mengunjungi Singkawang, anda akan merasakan suasana oriental yang berbeda dengan ratusan kelenteng yang dapat ditemukan di hampir setiap sudut kota.
Hal ini dikarenakan lebih dari 70 persen penduduk Singkawang merupakan keturunan Tionghoa, terutama suku Hakka dan beberapa suku Teochew.
Geografis Singkawang
Dilansir dari DJKN Kemenkeu, Menurut keyakinan orang-orang Tionghoa dari suku Hakka, nama Singkawang berasal dari kata “San Kew Jong” yang artinya kota yang terletak di antara laut, muara, gunung dan sungai.
Hal ini karena Kota Singkawang berbatasan dengan Laut Natuna pada bagian barat dan berbatasan dengan Gunung Roban, Pasi, Raya, Gunung Poteng dan Sakok.
Singkawang pun dikenal dengan banyak sebutan mulai dari Kota Amoi, Kota Seribu Kelenteng, hingga Hongkong Van Borneo.
Etnis di Singkawang
Kota Singkawang memiliki kerukunan antar umat beragama yang sangat tinggi.Selain Tionghoa, etnis yang lainnya adalah orang Melayu, Dayak dan kelompok etnis Indonesia lainnya.
Karena penduduknya mayoritas Tionghoa, Dayak, dan Melayu, sehingga sering disingkat menjadi Tidayu.
Salah satu kelenteng tertua di sini adalah kelenteng Tri Dharma Bumi Raya yang didirikan pada tahun 1878 dan didedikasikan untuk Dewa Hutan, atau Tua Peh Kong. Ini juga jadi wujud tingginya tingkat toleransi beragama di Kota Singkawang.
Kelenteng ini berseberangan dengan Masjid Raya yang merupakan masjid terbesar yang telah berdiri sejak tahun 1885 di Kota Amoy.
Selain itu, Tjhai Chui Mie, Walikota Singkawang yang merupakan Kepala Daerah Perempuan Tionghoa pertama di Indonesia, menerima kembali penghargaan Singkawang sebagai Kota Tertoleran di tahun 2020.
Biasanya merupakan kota yang tenang, Singkawang menjadi hidup setiap Tahun Baru Imlek, mencapai puncaknya pada Capgome, atau hari kelima belas Tahun Baru Imlek, yang menjadi penutup perayaan.
Yang Populer di Singkawang
Singkawang juga terkenal dengan keramik Tionghoa yang masih diproduksi dengan gaya lama dengan desain yang “antik”.
Selain mengunjungi banyak kelenteng, terutama kelenteng utama di Tri Dharma Bumi Raya, Singkawang juga terkenal dengan pusat kulinernya yang ramai di malam hari.
Yang paling populer adalah Pasar Hongkong, di mana Anda dapat menemukan berbagai macam makanan, termasuk bubur, nasi lemak, Rujak Ju Hie (rujak buah panas dengan cumi-cumi kering) yang merupakan makanan khas Singkawang, dan tahu Singkawang.
Kota ini juga memiliki banyak kedai kopi yang dikenal dengan nama Kopi Tiam.
Untuk rekreasi, Anda bisa mengunjungi Pantai Pasir Panjang yang berjarak sekitar 17 km dari pusat kota.
Selain menikmati pemandangan yang indah dan tenang, pantai ini juga menawarkan berbagai aktivitas pantai seperti penyewaan perahu, sepeda air, go-kart, toko cinderamata, dan berbagai kedai makanan.
Anda bisa menyaksikan Pawai Tatung yang merupakan pawai yang diselenggarakan saat perayaan Cap Go Meh. Ini adalah pawai terbesar di dunia.
Pawai ini merupakan perpaduan budaya Tionghoa dan Dayak, sehingga Singkawang dapat menjadi miniatur Indonesia.
Cara Mengunjungi Singkawang
Karena Singkawang tidak memiliki bandara, Anda harus terbang terlebih dahulu ke Pontianak kemudian melanjutkan perjalanan ke Singkawang dengan mobil pribadi, taksi atau bus umum.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow