Mengenal Morotai, Bekas Pangkalan Militer yang Jadi Destinasi Wisata Unggulan Indonesia

Mengenal Morotai, Bekas Pangkalan Militer yang Jadi Destinasi Wisata Unggulan Indonesia

Smallest Font
Largest Font

Empatmata.com - Jika anda tertarik mengunjungi desatinasi wisata yang tidak biasa, bisa datang ke ujung timur Indonesia. Di sana, terletak sebuah lokai bernama Morotai.

Morotai dukunya adalah tempat latihan militer. Mulai masa Jepang hingga Belanda serta digunakan juga oleh Australia.

Namun, kini Morotai sudah damai dan indah. Pemerintah Indonesia juga berencana menetapkannya menjadi salah satu destinasi wisata dan ekonomi unggulan.

Tempat Latihan Militer

Penduduk setempat yang masih mengingat Perang Dunia II akan memberi tahu pengunjung bahwa pada tahun 1944-145 Morotai merupakan sarang aktivitas militer.

Puluhan sorti yang meraung-raung setiap hari dari pesawat yang lepas landas dan mendarat di lapangan terbang di sepanjang Teluk Daruba.

Hhentakan kaki ribuan tentara yang berbaris melintasi pulau, dan kapal-kapal angkatan laut yang berlabuh setiap hari membawa pasokan dan bantuan.

Karena Morotai saat itu, merupakan pangkalan strategis Pasukan Sekutu yang digunakan untuk menyerang pos-pos di Filipina dan Kalimantan dalam perang melawan pasukan Jepang selama Perang Dunia II.

Bekas Jepang, Dipakai Belanda

Pada tanggal 15 September 1944, Pasukan Sekutu dari Amerika Serikat dan Australia di bawah pimpinan Panglima Tertinggi Pasifik Barat, Jenderal Douglas MacArthur, mendarat di sudut barat daya Morotai.

Beberapa waktu sebelumnya, Jepang telah membangun lapangan terbang namun ditinggalkan dan beralih ke pulau Halmahera di sebelah selatannya.

Di Morotai, komando Jepang hanya menyisakan sekitar 500 tentara untuk menjaga pulau ini. Dengan rintangan yang begitu besar, Pasukan Sekutu yang maju tidak sebanding dengan jumlah pasukan Jepang yang sedikit.

Angkatan Laut Jepang kemudian mencoba untuk merebut kembali pulau tersebut namun tidak berhasil.

Ketika Jepang meninggalkan Morotai, Jenderal MacArthur melihat hal ini sebagai kesempatan emas untuk merebut pulau yang dianggapnya berada di lokasi yang paling strategis untuk melakukan invasi balasan guna merebut kembali Filipina dari tangan Jepang.

Dengan lebih dari 50.000 pasukan, Pasukan Sekutu mendarat di Morotai. Tanpa membuang waktu, Mac Arthur segera membangun sejumlah landasan udara di atas tanah berkarang yang kasar.

Pada satu titik, Morotai dikatakan menampung tidak kurang dari 60.000 prajurit, dan memiliki rumah sakit besar dengan 1.900 tempat tidur. Ada juga pangkalan angkatan laut yang sibuk di dekatnya.

Digunakan Australia

Belakangan, Pasukan Australia juga menyisir dari Morotai untuk melakukan serangan ke Kalimantan Utara. 

Sarang aktivitas ini berlanjut hingga akhir Perang Dunia II saat Jepang menyerah pada 1945. Sebelum meninggalkan pulau ini, Pasukan Sekutu dikatakan telah membakar semua bangunan di Morotai.

Jadi Pusat Pariwisata di Indonesia

Saat ini, Morotai telah menjadi kenangan yang samar dalam sejarah operasi militer Perang Dunia II di Teater Pasifik, dan perannya dalam memperjuangkan kemerdekaan Filipina hampir terlupakan.

Pulau yang berpenduduk 53.000 jiwa ini kini kembali ke rutinitasnya sebagai surga tropis yang sepi. Namun demikian, perannya yang menentukan dalam Perang Dunia II akan selalu terukir dalam buku-buku sejarah.

Kini pemerintah berencana menjadikan Morotai sebagai pusat ekonomi dan pintu gerbang ke Indonesia dari Samudera Pasifik. Morotai akan dikembangkan sebagai pusat perikanan, wisata, perdagangan dan jasa.

Pulau Morotai kini telah ditetapkan sebagai salah satu Destinasi Wisata Prioritas Utama Indonesia untuk pengembangan resor yang intens.

Di mana Letak Morotai?

Terletak di sebelah utara pulau Halmahera yang lebih besar di provinsi Maluku Utara, pulau Morotai memiliki sejumlah pantai yang bagus dan tempat menyelam yang menarik.

Kota terbesar di sini adalah Daruba di bagian selatan. Di sebelah utara Morotai terdapat Filipina, dan di sebelah timurnya terdapat Samudera Pasifik.

Tidak banyak yang tersisa dari masa-masa sibuk Perang Dunia II, kecuali sejumlah bangkai kapal yang menarik untuk dijelajahi di bawah air.

Sebuah patung Jenderal Douglas MacArthur di pulau SumSum dekat Daruba berfungsi untuk mengingatkan generasi berikutnya bahwa jenderal terkenal yang terkenal dengan kata-katanya “Saya akan kembali” ini pernah menjadikan Morotai sebagai pangkalan militernya.

Di dekatnya, di Teluk Kao, Halmahera, bangkai kapal Jepang yang setengah terendam bernama Tosimaru masih dapat dilihat dari pantai.

Sebuah gubuk yang penuh dengan memorabilia Perang Dunia II yang dikumpulkan oleh seorang warga dan dikenal sebagai Museum Morotai dapat dikunjungi untuk mengingatkan pengunjung akan masa-masa perang yang mengerikan itu, yang diharapkan tidak akan pernah terjadi lagi di planet ini.

Selain menjadi pangkalan militer Amerika Serikat dan Australia pada Perang Dunia II, Pulau Morotai juga pernah menjadi pangkalan pasukan Indonesia dalam pembebasan Papua Nugini dari penjajahan Belanda.

Cara Menuju Morotai

Cara terbaik untuk mencapai Morotai adalah dengan menggunakan kapal pesiar atau liveaboard Anda sendiri, yang akan memastikan akses dan akomodasi yang mudah.

Bandara terdekat ke Morotai ada di pulau Ternate. Maskapai Garuda Indonesia, Lion Air, dan Sriwijaya Air melayani penerbangan reguler ke Ternate.

Dari sini Anda harus melakukan perjalanan darat ke Tobelo, di Halmahera Utara, kemudian naik feri ke Daruba di Morotai. Perjalanan laut memakan waktu sekitar dua jam.

Editors Team

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow