Cara Mengidentifikasi Kekerasan dalam Hubungan: Tetap Waspada!

Cara Mengidentifikasi Kekerasan dalam Hubungan: Tetap Waspada!

Smallest Font
Largest Font

Empatmata.com - Kekerasan, apapun bentuknya, sangat tidak dibenarkan. Kekerasan dalam hubungan, di sisi lain, seringkali terasa lebih menyakitkan karena biasanya dilakukan oleh orang tersayang.

Terkadang, banyak orang yang tidak sadar dirinya mengalami kekerasan dalam hubungan karena sudah saking cintanya terhadap pasangan. Padahal, kondisi ini dapat merusak fisik dan mentalnya.

Agar anda terhindar dari jenis kekerasan ini, kita akan membahas bagaimana cara mengidentifikasi kekerasan dalam hubungan serta penanganannya, seperti dijelaskan dalam laman indiatoday.

Apa Itu Kekerasan dalam Hubungan?

Kekerasan dalam hubungan dapat didefinisikan sebagai kebutuhan untuk mengontrol, mendominasi, atau menyakiti seseorang dengan menggunakan sarana fisik, verbal, seksual, emosional, psikologis, atau bahkan finansial.

Terkadang kekerasan sangat terang-terangan dan keras, terlihat oleh anda dan orang lain, sementara bentuk lainnya bisa lebih terselubung.

Seringkali pola perilaku seperti itu dapat menyebabkan perasaan terisolasi, cemas, dan tertekan, dengan rasa kehilangan otonomi dan kontrol, yang selanjutnya berdampak pada kesejahteraan Anda serta hubungan secara luas.

Kekerasan ini tidak terbatas pada konteks hubungan romantis, tetapi dapat terjadi di semua hubungan interpersonal, di dalam keluarga, di tempat kerja, di lingkungan sekitar, atau bahkan di tempat umum.

Bentuk Kekerasan dalam Hubungan

Ada berbagai bentuk kekerasan dalam hubungan. Para ahli membaginya menjadi dua kategori, yakni kekerasan fisik dan psikologis.

Bentuk-bentuk kekerasan fisik biasanya melibatkan penggunaan kekuatan fisik yang disengaja yang bertujuan untuk menyebabkan cedera, rasa sakit, atau bentuk gangguan lainnya.

Contohnya dapat berupa memukul, menampar, mendorong, mencekik, atau bentuk lain dari kekerasan fisik, ancaman kekerasan fisik, perampasan kebutuhan dasar seperti perawatan medis, makanan, atau uang, atau bentuk pengekangan fisik lainnya. Kekerasan fisik juga termasuk kekerasan seksual.

Kekerasan psikologis atau emosional, di sisi lain, biasanya melibatkan pola perilaku yang lebih terselubung yang bertujuan untuk meremehkan, memanipulasi, atau mempermalukan korban, atau untuk mendapatkan kendali atas mereka.

Hal ini dapat berupa serangan verbal, panggilan nama, kritik terus-menerus, kecemburuan, atau posesif, yang membatasi aktivitas korban, mengintimidasi, memanipulasi, atau memeras secara emosional, dan gaslighting.

Meskipun bekas luka pelecehan psikologis mungkin tidak terlihat, namun seringkali bekas luka tersebut cenderung lebih dalam daripada bekas luka fisik dan cedera. Pelecehan emosional membuat korban merasa bingung, terhina, dan tidak percaya diri.

Tanda Pasangan Melakukan Kekerasan dalam Hubungan

Berikut ini adalah beberapa tanda yang menunjukkan bentuk-bentuk kekerasan dalam suatu hubungan

  • Ancaman kekerasan, bahaya, atau perampasan yang sering terjadi
  • Bentuk pengekangan terhadap tindakan, gerakan, atau pilihan
  • Tindakan perampasan yang disengaja atas pemenuhan kebutuhan dasar
  • Upaya untuk menciptakan isolasi atau memutuskan hubungan dengan keluarga, teman, atau sistem pendukung korban
  • ·Upaya untuk memaksa atau memaksakan bentuk-bentuk keintiman seksual atau tindakan dengan cara yang tidak konsensual
  • Mencegah atau membatasi akses ke sumber daya keuangan atau sumber daya lainnya
  • Melacak media sosial dan aktivitas fisik

Selain itu, jika anda terus-menerus khawatir tentang bagaimana pasangan anda akan bereaksi dalam suatu situasi atau menghadapi kritik atau penghinaan terus-menerus, aanda sedang mengalami kekerasan.

Selain itu, ketika anda terus mempertanyakan diri sendiri untuk membenarkan perilaku kasar pasangan, itu juga berarti anda terjebak dalam kekerasan dalam hubungan.

Mengapa Kekerasan dalam Hubungan Kerap Diabaikan?

Anda mengalami pelecehan ketika mengalami lebih banyak rasa sakit hati daripada kebahagiaan dalam hubungan.

Selain itu, juga ditandai dengan berulang kali kehilangan rasa percaya diri, harga diri, melalui berbagai cara.

Namun, yang jadi masalah, seseorang kerap kali mengabaikan kekerasan yang terjadi padanya. Ketika kekerasan dalam hubungan diabaikan, ada tiga penjelasan yang mungkin terjadi:

1. Pendidikan

Individu yang tumbuh di lingkungan yang kasar menganggap pelecehan sebagai norma. Mereka percaya bahwa mereka dapat mengatasinya, dan itu tidak akan menjadi masalah besar ketika mereka menemukan diri mereka dalam hubungan yang penuh kekerasan karena itu adalah sesuatu yang biasa mereka lakukan.

2. Fase bulan madu

Selama tahap ceria dan euforia dalam suatu hubungan, hanya ada hormon bahagia dan kegembiraan yang berlebihan.

Pada titik ini, seorang korban akan melakukan apa saja karena mereka sangat tertarik pada pasangannya dan takut kehilangan mereka.

3. Kerentanan

Ketika seseorang mengalami masa-masa sulit dalam hidup dan merasa tidak berdaya, sendirian, dan memiliki kebutuhan yang kuat akan validasi, mereka akan sangat tergantung pada orang lain, termasuk pasangan yang melakukan kekerasan.

Apa yang Bisa Dilakukan Jika Terjebak dengan Pasangan yang Melakukan Kekerasan?

Seringkali, mengakhiri hubungan atau menjauh dari pelaku kekerasan bukanlah sebuah pilihan. Ingatlah hal-hal ini untuk melindungi diri. Anda bisa melakukan langkah berikut ini:

1. Dokumentasikan

Ini bisa dalam bentuk membuat jurnal atau rekaman audio. Ini akan membantu Anda memahami polanya nanti ketika fase bulan madu dimulai lagi.

2. Cari dukungan

Bisa dari terapis, teman, atau anggota keluarga. Mendapatkan dukungan, kasih sayang, dan perspektif baru tentang berbagai hal dapat membantu Anda berpikir jernih.

3. Tetapkan batasan

Batasan dapat berarti jarak fisik, berdiri teguh pada perilaku yang tidak dapat diterima, atau bahkan jarak emosional.

Editors Team

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow